Sutradara pada umumnya adalah seseorang yang bertanggung jawab atas aspek naratif maupun sinematik dalam sebuah film (Adam K, 2019). Dapat disebut juga bahwa sosok sutradara merupakan sosok pemimpin dalam melakukan produksi sebuah film atau teater. Tidak ada sutradara maka keberlangsungan sebuah produksi tidaklah dapat berlangsung. Mulai dari pra hingga pasca produksi akan ada keterlibatan sutradara. Ya bisa kita bilang kalau di dalam kerja kelompok kelas, sutradara ini sebagai ketua kelompoknya, Puan!
Untuk menjadi sutradara yang baik tentunya harus memperhatikan beberapa hal nih, Puan. Sebab, sutradara yang baik dan ideal adalah sutradara yang sekaligus menjadi interpretator dan kreator (Harymawan 1988,65)
Tipe-tipe Sutradara sendiri terbagi menjadi tiga:
(1) Sutradara konseptor.
Sutradara konseptor akan menyarankan dan menentukan pokok penafsiran kepada pemain dan pekerja artistik lainnya. Tidak lepas tangan, melainkan sutradara membiarkan pemain dan pekerja artistik mengembangkan konsep itu secara kreatif lalu ikut pula mengarahkan atau mengontrol jalannya latihan agar tetap pada konsep awal yang telah ditentukan.
(2) Sutradara diktator.
Puan, Tipe sutrada ditaktor ini biasanya selalu senang dengan kesempurnaan dan sangat detail, pssstt… bisa dibilang sebagai sosok yang sangat perfeksionis. Ia mengharapkan pemain dibentuk seperti dirinya sendiri. Semua yang ada di atas panggung atau di balik layar harus benar-benar sesuai keinginannya. Waduh seram juga ya, Puan.
(3) Sutradara koordinator.
Menjadi pengawas proses yang memastikan proses tersebut benar-benar berlangsung dan semua bekerja sesuai dengan tugasnya merupakan peran utama dari sutradara tipe yang satu ini Puan! Ia cenderung menempatkan dirinya sebagai pengarah atau yang mengkoordinasikan antar pemain dengan konsep pokok penafsirannya.
(4) Sutradara paternalis.
Tipe yang satu ini merupakan sutradara yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh emosi para anggotanya. Produksi film disamakan dengan padepokan, sehingga pemain yang terlibat harus setia kepada sutradaranya. Sutradara tipe paternalis ini biasanya sering ditemukan dalam khasanah teater daerah ataupun teater modern.
Gimana Puan, udah tau tipe-tipe sutradara, belum? Semoga sudah jelas dong ya. Ngomongin sutradara nih, ternyata sutradara itu tidak hanya terdapat pada produksi film lho, Puan! Sebuah teater juga memerlukan sosok sutradara. Tapi, apakah jobdesc dari kedua sutradara itu sama? Simak paragraf di bawah, yuk!
Dikutip dari bukusekolah.net, sutradara teater merupakan orang kedua setelah penulis lakon dalam proses penciptaan karya teater. Sutradara mempelajari lakon untuk kemudian membuat konsep pementasan serta mengarahkan para aktor sesuai dengan naskah lakon. Sutradara teater cenderung memakai sistem langsung dan menggunakan babak, tentunya ia juga harus merancang blocking (pemindahan aktor dari satu titik ke titik lainnya di atas panggung).
Tidak jauh berbeda, sutradara film pun juga mengarahkan para aktor sesuai dengan naskah. Namun, jika seorang sutradara teater harus merancang blocking, maka seorang sutradara film lebih berfokus bagaimana pengambilan gambar sehingga gambar tersebut memiliki visual yang bermakna dalam sebuah film.
Hmm, kalau dilihat-lihat nampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan antara sutradara film dan teater ya, Puan. Jadi bagaimana Puan, berminat menjadi sutradara film atau teater?