Barnum Effect: Penjelasan Dari Sisi Psikologi Mengapa Horoskop Bukan Hal yang Harus Dipercayai

Puan Bisa
2 min readNov 30, 2021

--

source: google

Siapa di antara Puan yang pernah membaca, mendengar, atau datang ke peramal untuk meramal tentang dirinya. Atau ketika membaca suatu ramalan baik ramalan bintang, golongan darah atau bulan kelahiran, Puan pernah merasa “Kok ini gue banget ya?” hm, siapa tuh yang pernah merasa kayak gitu?

Walaupun kebenaran ramalan belum pernah terbukti secara ilmiah, namun masih banyak orang yang percaya akan masa depan seseorang atau dirinya sendiri ketika diprediksi melalui sekumpulan kartu atau rasi bintang di langit. Sehingga terkadang, orang yang melakukan ramalan tersebut secara tidak langsung akan menyatakan bahwa dirinya “sesuai” dengan hasil ramalan padahal jika dipikir-pikir belum tentu ramalan itu benar dan bisa saja karakter itu memang berlaku di semua orang.

Fenomena tersebut dijelaskan dalam dunia psikologi dengan nama Barnum Effect atau Forer Effect. Hal ini terjadi ketika seseorang meyakini bahwa deskripsi mengenai kepribadian tertentu secara spesifik tertuju pada dirinya. Padahal, seperti yang dibilang sebelumnya, bisa saja deskripsi tersebut berlaku untuk semua orang. Bisa dibilang, Barnum effect merupakan suatu bentuk manipulasi psikologis (Kumparan, 2018)

Pengaplikasian Barnum Effect

Puan pernah melakukan tes kepribadian? Nah, dalam dunia psikologi, tes tersebut merupakan pengaplikasian Barnum Effect. Bisa saja, kesan dari deskripsi yang diberikan begitu akurat, padahal merupakan hal yang berlaku pada setiap individu. Kalimat-kalimat tersebut bisa saja seperti; “Puan merupakan orang yang supel dan ramah, namun di beberapa waktu cenderung menghabiskan waktu sendirian”

Dikutip dari Psychology Today melalui kumparan.com, hal ini juga pernah dilakukan oleh seorang psikologi bernama Stagner yang pernah melakukan penelitian dengan responden manajer personalia di suatu perusahaan pada 60 tahun lalu. Grup manajer perusahaan tersebut diberikan sebuah tes kepribadian. Pada tes tersebut, Stagner memberikan hasil palsu kepada responden dalam bentuk penyataan-pernyataan yang lazim ditemukan pada ramalan horoskop, analisa tulisan tangan (grafologi), dan lain-lain. Kemudian dari masing-masing mereka diminta untuk membaca “hasil tes kepribadian” mereka dan menilai seberapa akurat hasil tes tersebut dengan kepribadian mereka. Dari pembacaan tersebut, lebih dari setengah responden menyatakan bahwa hasil tes mereka sangat akurat dan sesuai dengan kepribadian mereka, hampir tidak ada satu orang pun yang berpendapat bahwa mereka mendapatkan hasil tes yang salah (Psychology Today, 2010).

Hm, kayaknya di antara kita ada yang pernah terjebak Barnum Effect, nggak sih?

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

Responses (2)