Crab Mentality, Sikapl Iri Terhadap Kesuksesan Orang Lain

Puan Bisa
3 min readOct 2, 2021

--

Crab Mentality merupakan metafora dari perilaku kepiting yang tidak akan membiarkan di antara mereka berhasil lolos dari suatu ember yang sama. Ketika ada yang mencoba melarikan diri, yang lain menariknya ke bawah. Bentuk solidaritas karena tidak ingin temannya dimakan. Namun, ketika dilihat dengan seksama, dibanding bertahan hidup atau melarikan diri dari kawanannya, kepiting memilih untuk mati bersama, berbagi kebahagiaan dalam kesengsaraan.

Perilaku tersebut merupakan analogi dari pola pikir egois, iri dan dengki terhadap kesuksesan orang lain. Maka dari itu, bisa kita lihat ketika seekor kepiting mecoba melarikan diri, kepiting lainnya berusaha menariknya ke bawah.

Tidak hanya dialami oleh sekelompok kepiting, perilaku ini kerap kita lihat di sekitar kita. Pernahkah Puan merasa teman-teman Puan iri dengan kemajuan Puan? Apakah Puan terkadang merasa keluarga Puan menyabotase Puan? Apakah Puan sering menjumpai rekan kerja yang tidak ramah ketika tampaknya Puan baru saja membuat presentasi terbaik?

“Ngapain sih terlalu buru-buru ngerjain tugasnya, udah kita barengan aja, tungguin aku dong!” alih-alih menenangkan seorang teman, namun kalimat ini bisa menjadi salah satu bentuk ego dikarenakan tidak ingin didahului orang temannya. Akibatnya yang mendengar kalimat tersebut merasa bingung dan berfikir bahwa ia adalah teman yang egois. Padahal belum tentu, bisa saja yang mengatakan kalimat tersebut yang egois.

Memang, sih, tidak dapat dipungkiri kita pun terkadang memiliki rasa iri dengan pencapaian orang lain. Rasa kompetitif sebetulnya wajar dimiliki oleh semua orang. Namun, ketika hal ini diawali dengan perasaan negatif maka akan memberikan dampak negatif pula baik kepada orang lain maupun diri kita. Jadinya, ketika mendengar orang lain lebih baik daripada kita, kita jadi kesal, iri, nyinyir dan gak bisa bahagia mendengar kesuksesannya.

Lalu, bagaimana sih cara mengatasi crab mentality ini?

  1. Dorong, jangan tarik.
    Kamu tidak harus menjadi seekor kepiting yang menarik rekannya ke bawah untuk tetap bersama kamu, kamu bisa menjadi salah satu yang mendorong mereka ke atas. Tanamkan mindset bahwa dengan membantu mereka, kebaikan yang sama pun akan datang kepadamu.
  2. Lihat kesuksesan seseorang sebagai inspirasi kalian.
    Daripada merasa iri dengan kesuksesan, lihat kesuksesan mereka sebagai salah satu inspirasi kalian.
  3. Stop membandingkan diri.
    Hanya bandingkan diri kamu dengan diri kamu sebelumnya, kemajuan yang kamu alami, progress yang kamu lewatin atau lainnya. Tentu, it’s easier said than done. Namun , ketika melihat kesuksesan orang lain sebagai inspirasi, jangan lupa membuat arti “sukses” bagi dirimu sendiri.
  4. Besyukur adalah kuncinya.
    Kalau mau berpikir realistis, tentu akan selalu ada orang yang lebih baik dari kita. Seperti kutipan “di atas langit masih langit”. Kalau kita terus-menerus untuk menarik orang lain untuk berada di ember yang sama dengan kita, kita pun akan lelah sendiri dan tentunya tidak bisa berkembang. Syukuri apa yang telah kamu lakukan sampai hari ini, karena setiap orang pun memiliki jalannya masing-masing.

Author: Namratul Ulya

REFRENSI:

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

No responses yet