Fear of Missing Out atau disingkat FOMO merupakan sebuah kecemasan akan bermedia sosial. Hal ini mempengaruhi kondisi mental Puan ketika menggunakan media sosial secara berlebih. Wah kok bisa? Puan apakah kamu pernah merasa bahwa setiap moment atau hal yang kamu lakukan pokoknya harus di update ke media sosial kamu? Atau selalu ingin mencari informasi mengenai orang lain tepat pada waktunya sampai tidak mau ketinggalan informasinya?
Simpan dulu jawaban dalam kepalamu, karena tulisan ini akan menjelaskan lebih mendalam apa itu FOMO dan pengaruh terhadap kondisi kesehatan mental kamu, Puan.
Menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, di Inggris yang dikutip dari laman hellosehat.com. FOMO adalah sebuah kondisi di luar batas kewajaran ketika menggunakan media sosial. Kecemasan akan takutnya ketinggalan informasi di media sosial dan pengguna juga cenderung sengaja memasang gambar atau tulisan, bahkan mempromosikan diri yang belum tentu jujur dengan keadaan mereka dan hanya untuk terlihat up-to-date.
Hal tersebut bisa berpotensi membuat ketagihan atau kecanduan bermedia sosial, Puan. Perasaan atau dorongan untuk terus memeriksa media sosial mereka untuk mencapai kepuasan kesenangan sesaat.
Apa yang berbahaya dari FOMO?
Menjadi pengguna yang kompulsif ketika menggunakan media sosial akan mengakibatkan munculnya sebuah ketidakpuasan pada hidup mereka sehingga mereka selalu merasa apa yang sudah dimiliki tak akan pernah cukup. Pengguna juga akan menganggap bahwa mereka “Tidak popular” “Tidak disukai” “Tidak menarik”. Bahkan hal tersebut dapat memicu penilaian negatif terhadap diri sendiri, Puan.
FOMO juga mengakibatkan mereka menjadi lebih mudah merasa stress bahkan terobsesi mempertahankan image di media sosial agar selalu terlihat sempurna,. Tak hanya itu Puan, mereka juga cenderung membandingkan diri sendiri dengan orang lain serta menjadi tidak percaya diri karena merasa hidup orang lain lebih sempurna.
Puan, dari hal diatas ternyata Fear of Missing Out dalam bermedia sosial bisa berakibat buruk bagi kondisi kesehatan mental seseorang. Ada baiknya dalam penggunaan media sosial harus diseimbangi dengan aktivitas, karena tidak perlu semua hal dalam hidup yang terjadi harus diunggah ke dalam media sosial. Mari kita mengendalikan diri untuk menggunakan media sosial dengan batas wajar agar tidak terkena sindrom F0MO.
REFERENSI:
Author:
Yuri Giantini