Hoarding Disorder, Perilaku Menimbun yang Berbeda dari Kolektor

Puan Bisa
2 min readSep 15, 2021

--

Pernahkan Puan melihat kamar seseorang yang disekitarnya terdapat tumpukan barang atau pakaian yang sangat banyak? Apa yang terlintas di benak Puan ketika melihat kondisi tersebut? Tak jauh dari kata “malas” atau “kotor” bukan? Namun, tahukah kamu jika hal tersebut merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan? Bernama Hoarding disorder, perilaku yang gemar menimbun barang-barang yang tidak terpakai karena pelaku menganggap bahwa barang-barang tersebut dianggap akan berguna di kemudian hari, bersejarah, dan memiliki nilai sentimental.

Source : Pinterest

Berbeda dengan kolektor barang yang mampu menata dan menjaga barang-barang koleksinya dengan telaten, penderita hoarding disorder yang disebut pula dengan hoarder, menyimpan barang-barangnya secara sembangan dan tidak terawat sehingga ketika orang-orang yang melihatnya akan menganggap orang yang menimbun merupakan orang yang kotor dan malas.

Barang yang “dikoleksi” hoarder pun pada umumnya tidak memiliki nilai atau kegunaan, sehingga timbunan barang hanya akan membuat ruang menjadi terbatas, membawa dampak buruk bagi kesehatan dan tentunya tidak enak dipandang. Mungkin jika hoarder tinggal seorang diri hal ini tentu berdampak pada dirinya seorang saja, tetapi bagaimana jika hoarder tinggal bersama orang lain? Sudah dapat dipastikan akanl timbul konflik antarsesama karena perilakunya yang mungkin dapat mengganggu sekitar.

Hoarding disorder sendiri memiliki kaitan erat dan dapat mengakibatkan adanya beberapa gangguan lainnya seperti OCD, OCDP, dan gangguan kecemasan (American Psychiatric Association, 2013). Dimungkinkan bahwa aktivitas mengoleksi dan menimbun dapat berawal atau bisa saja menimbulkan aktivitas tertentu yang sifatnya impulsif.

Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri khas hoarder, beberapa di antaranya:

  1. Merasa kesulitan ketika hendak membuang barang milik mereka
  2. Curiga ketika seseorang menyentuh barang miliknya

3. Kesulitan mengorganisasi barang dan membuat keputusan

4. Merasa marah/tersinggung ketika mengetahui seseorang ingin membersihkan/membuang barang miliknya

5. Pada umumnya, hoarder memiliki kualitas hidup yang buruk.

Source : Pinterest

Penyebab Hoarding Disorder

  1. Pernah mengalami peristiwa traumatis
  2. Memiliki pola pikir bahwa barang bekas dapat dipakai lagi
  3. Kepuasan tersendiri
  4. Mengidap gangguan mental lain

Cara mengatasi perilaku ini adalah dengan membiasakan diri untuk memilah dan memutuskan barang mana yang harus dibuang, mana yang masih bisa disimpan, dan belajar menolak dorongan untuk menimbung barang. Namun, selain itu dibutuhkannya bantuan psikoterapi, para hoarder juga membutuhkan dukungan dan dampingan dari anggota keluarga sebagai bantuan moral demi memotivasinya untuk berubah.

REFERENSI :

https://www.halodoc.com/artikel/awas-hoarding-disorder-akibat-kebiasaan-menumpuk-sampah

https://www.alodokter.com/sering-menimbun-barang-penyebabnya-mungkin-lebih-serius-dari-perkiraanmu

Natasya, G. (2016). Dinamika Psikologis Wanita Dewasa Awal dengan Gangguan Compulsive hoarding: Sebuah Studi Kasus. CALYPTRA, 5(1), 1–20.

PUTRA, A. S. (2018). STUDI KASUS IMPULSIVE BUYING PADA KOLEKTOR FIGURE (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

No responses yet