Kata Puan: Mencintai Diri Sendiri Itu Perlu

Puan Bisa
3 min readJul 29, 2021

--

Banyak orang yang memiliki tekanan dalam hidupnya. Tak sedikit yang berpikir untuk menyerah sebelum mencoba meraih mimpinya. Cacian, cemoohan, dan tentunya perkataan buruk dari orang-orang menjadi penyebab utamanya. Trauma, depresi, mengakhiri hidup, serta hal-hal yang buruk di mata Tuhan menjadi akibatnya. Ketakutan terus menyelimuti diri dengan tidak tahu malu. Tak semua orang kuat untuk merasakannya. Juga tak semua orang memiliki kesempurnaan di dalam hidupnya. Mungkin beberapa dari Puan merasakan hal yang seperti ini semasa hidup di dunia. Maka dari itu, bacalah karya sederhana ini hingga selesai. Semoga secercah ketenangan menghampiri diri Puan.

Perlu diketahui bahwa tidak menutup kemungkinan jika setiap orang terus berlomba-lomba untuk meraih mimpi. Kegagalan pasti ada. Tapi itu semua sebagai suatu pengalaman yang membuktikan bahwa ia pantas dijunjung tinggi suatu saat nanti. Jatuh bangun memang dirasakan. Berada pada posisi paling rendah dan merasa tidak berguna itu sudah menjadi hal biasa yang selalu menghantui. Ayolah, hidup sesekali harus dilawan. Terbanglah setinggi-tingginya hingga melampaui apa yang diinginkan. Walaupun tanpa sayap sekalipun.

Mencintai diri sendiri itu perlu. Namun, terkadang saat ingin memulai mencintai diri sendiri, perkataan buruk orang lain selalu menjadi pisau yang terus menghujam. Menghujam dengan amat mendalam dan hanya akan semakin menambah rasa benci terhadap diri sendiri. Permasalahan yang seperti ini seringkali terjadi bagi sebagian orang. Bukan berarti mereka tidak mampu mengatasi perkataan buruk orang lain, hanya saja kata “belum” lebih cocok daripada “tidak” untuk mendeskripsikan diri mereka yang kenyataannya memang masih belum bisa bersikap tidak peduli dengan omongan orang lain. Jangan menyalahkan diri sendiri, karena setiap orang pasti memiliki prosesnya masing-masing dalam menjalani hidup.

Dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, terdapat salah satu quotes dari filsuf kuno.

“Bukan hal atau peristiwa tertentu yang meresahkan kita, tapi persepsi akan hal dan peristiwa tersebut.”

Yang berarti bahwa segala keresahan dan kekhawatiran diri kita terkait hidup semuanya berasal dari pikiran kita masing-masing. Pikiran kitalah yang belum mampu mengendalikan permasalahan itu semua. Dan sesungguhnya, kita memiliki kekuatan untuk dapat mengendalikan persepsi kita kapan saja.

Melihat banyaknya permasalahan hidup, sejatinya tepat bahwa menghargai dan menyayangi diri sendiri itu sungguh perlu. Jika terus berpikiran untuk menyerah sebelum melampauinya, maka tengoklah kebelakang. Sudah sejauh mana rintangan yang telah dilewati hingga bisa berada di titik sekarang. Luka lama memang berat untuk disembuhkan. Teruslah berlari sekuat tenaga menuju ke depan. Sesekali lihatlah kebelakang, untuk menyadarkan diri bahwa yang sudah dilewati sebelumnya bisa menjadi sebuah pelajaran. Pelajaran menarik yang enggan terlupakan. Yang perlu ditanam dalam benak diri sendiri bahwa tidak apa jika kita sedang tidak baik-baik saja.

Jika terus merasa tidak tenang dan tidak sanggup untuk bertahan, coba pikirkanlah kembali. Kepercayaan diri itu harus dibentuk. Sudah waktunya untuk percaya bahwa diri ini mampu melakukan banyak hal hebat. Belajarlah untuk tidak fokus pada omongan buruk orang lain. Belajar untuk mencintai diri sendiri. Belajar untuk menerima diri sendiri. Belajarlah untuk memaafkan diri dan mencintai apa yang sudah dimiliki. Jangan mau terlihat lemah. Bahkan semesta pun tahu jika kita pasti memiliki kelebihan sesuai porsinya masing-masing.

Introspeksi diri itu perlu. Daripada terus larut memasang telinga lebar-lebar mendengarkan omongan orang yang isinya hanya penuh dengan kekurangan, membuat penilaian tanpa tahu kebenaran. Memang sungguh menyakitkan. Mencintai diri sendiri dapat menjadi salah satu cara untuk terus mengintrospeksi diri, memperbaiki hidup dengan mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan introspeksi diri, tujuan hidup dapat diketahui. Yang mana nantinya membawa kita ke arah hidup yang lebih baik lagi. Mulailah untuk mencintai diri sendiri secara bertahap. Mulailah untuk selalu mencintai diri sendiri sebelum melakukannya kepada orang lain. Ekspresikan diri, terbang tinggi, dan siapkan hal terbaik untuk di masa yang akan datang nanti. Fighting!

Author: Elsa Yulia Stevani
Editor: Aldora Maurellita (Tim Puan Bisa)

Referensi:
Manampiring, Henry. 2019. Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Gramedia.com. 2019. Review Buku Filosofi Teras: Filsafat Kuno, Panduan Hidup Zaman Now. Diakses pada tanggal 24 Juli 2021 melalui https://www.gramedia.com/blog/review-buku-filosofi-teras-filsafat-kuno-panduan-hidup-zaman-now/#gref

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

Responses (1)