Logical Fallacy: Kesalahan Berpikir yang Sering Kita Temukan Sehari-hari

Puan Bisa
3 min readAug 24, 2021

--

source: google

Puan, pernah enggak sih, menemukan seseorang di media sosial yang berdebat gara-gara suatu hal? Tapi setelah dilihat-lihat argumen yang disampaikan tidak benar dan sesuai dengan fakta ya? Nah, peristiwa seperti itu disebut pula sebagai Logical Fallacy.

Menurut Browne dan Keely (2007) Logical Fallacy atau yang dikenal juga sebagai “sesat pikir” adalah kesalahan berlogika atau logika yang berasal dari asumsi-asumsi yang keliru. Tentunya, dalam sehari-sehari Puan cukup sering menemui penggunaan logical fallacy, baik itu disengaja ataupun tidak. Karena tak jarang seseorang menggunakan cara berpikir yang sesat dalam menyampaikan argumen guna untuk melakukan propaganda, tipu muslihat atau sebagai sarana dalam mempengaruhi orang lain.

Perlu bagi Puan untuk memahami logical fallacy terlebih-lebih ketika Puan ingin melakukan transaksi, berinvestasi atau sedang merintis bisnis. Jika Puan memiliki kemampuan untuk terhindar dari sesat pikir ini maka ada kemungkinan besar Puan untuk terhindar dari penipuan atau tipu muslihat lainnya. Lalu, apa saja sih jenis-jenis dari logical fallacy ini? Yuk, simak di bawah ini!

  1. Ad Hominem
    Sesat pikir yang satu ini adalah ketika seseorang menyerang ‘pribadi’ dari orang yang melontarkan argumen. Tujuannya untuk melemahkan argumen dari si lawan bicara. Salah satu contohnya adalah ketika Puan beranggapan bahwa diet yang benar adalah diet yang sehat dan walaupun diet tubuh harus tetap ternutrisi dengan baik. Namun, lawan bicara Puan justru mengatakan, “Halah, kamu bisa ngomong kayak gitu karena badanmu kurus!”.
  2. Strawman
    Menyederhanakan argumen kamu merupakan tindakan yang akan dilakukan oleh lawan bicara. Hal itu dilakukan agar bisa menyerang argumen yang dilontar oleh Puan dengan lebih mudah. Biasanya nih, lawan bicara kamu akan menyampaikan argumen yang malah sepenuhnya tidak berkaitan dengan inti pembicaraan. Misal Puan berargumen jika minum alkohol dan merokok tidak baik untuk kesehatan. Lalu, lawan bicara Puan akan menganggap bahwa Puan merupakan orang yang tidak open minded, bahkan bisa saja mereka menganggap Puan membenci orang-orang yang meminum alkohol dan merokok.
  3. Circular Argument
    Sesat pikir yang satu ini akan membawa Puan ke dalam proses adu argumen yang tidak ada habisnya alias berputar-putar! Salah satu contoh sesat pikir yang satu ini adalah ketika seseorang memberi pertanyaan namun diulang menjadi pernyataan sehingga akan membuat ambigu si lawan bicara. Contoh sederhanya ketika ada orang yang mempertanyakan ayam atau telur duluan? Lalu setelah itu muncul argumen-argumen yang tiada habisnya dan berputar-putar.
  4. False Dilemma
    Selanjutnya, ada false dilemma. Sesat pikir yang satu ini dimana lawan bicara hanya memberikan dua pilihan, padahal sebenarnya bisa saja ada opsi pilihan lainnya. Cacat logika ini biasanya berciri “entah ini atau itu”. Contoh , “Kalau kamu tidak pendukung presiden X, pasti kamu pendukung presiden Y,”
  5. Appeal to Popularity
    Jenis logical fallacy yang satu ini dilakukan dengan menggunakan pernyataan sebagian besar masyarakat. Lawan bicara bertujuan untuk meyakinkan lawan bicara bahwa teori yang sedang naik daun adalah teori yang benar. Misal, “Karena 80% masyarakat berinvestasi emas. Maka, emas merupakan jenis investasi yang paling tepat,” Padahal, masih banyak opsi investasi yang lebih menjanjikan keuntungannya yang tidak kalah dari emas.
  6. Slippery Slope
    Dalam kesesatan berpikir ini, seseorang yang memiliki asumsi terkait sebab akibat yang salah. Setelah argumen yang terdengar panjang terdapat kesalahan pengambilan kesimpulan. Contohnya: Puan tidak memiliki pensil maka Puan tidak bisa menulis materi pelajaran. Tidak bisa menulis materi pelajaran, Puan akan minim informasi dari kesulitan mengerjakan tugas. Kesulitan mengerjakan tugas, nilai ujian Puan akan jelek. Nilai jelek, bisa saja tidak lulus sekolah. Lalu, penarikan kesimpulannya dari slippery slope: Jika Puan tidak punya pensil maka Puan tidak bisa lulus sekolah.

Hmm, ternyata banyak sekali ya Puan, bentuk dari logical fallacy ini. Dan ternyata oh ternyata yang baru dijabarkan belum semua bentuk dari kesesatan pikir yang ditemui di sehari. Tapi, kira-kira Puan pernah menemukan sesat pikir ini enggak di aktivitas sehari-hari Puan? atau justru Puan pernah melakukannya? apapun itu jawabannya, semoga artikel ini bermanfaat untuk Puan ya!

Author:

Namratul Ulya

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

Responses (1)