People Pleaser: Say Yes to Everything..and Everyone Until You Forget About Yourself.

Puan Bisa
3 min readOct 11, 2021

--

Memang, ketika melihat orang-orang di sekitar kita bahagia karena perbuatan kita kepada mereka, hal tersebut akan turut menularkan kebahagiaan itu ke diri kita sendiri. Namun, mengatakan “iya” ke semua hal dan orang sampai membuat diri kamu lupa dengan kemauanmu sendiri bukanlah hal yang baik.

People Pleaser, sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha membuat orang-orang di sekitarnya bahagia. Baik itu dalam bentuk perbuatan atau perkataan. People Pleaser akan melakukan hal apa saja demi melihat orang-orang di sekitarnya bahagia walaupun bertentangan dengan apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal ini ia lakukan agar orang-orang tidak kecewa pada dirinya. (Dr. Susan Newman)

Takut orang-orang kecewa pada dirinya maka People Pleaser cenderung mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Saking mengutamakan kepentingan orang lain, ia menjadi tidak terlalu mengenal dirinya sendiri. Menjadi sulit merasa apa yang ia rasa karena terlalu sibuk memperhatikan perasaan orang lain dan memenuhi keinginan mereka. Merasa selalu bertanggungjawab atas perasaan orang-orang di sekitarnya, People Pleaser menjadi seorang yang sering minta maaf meskipun kesalahan bukan berasal dari mereka. Mereka meyakini bahwa ketika mereka memberikan segalanya kepada orang lain, mereka akan tetap dicintai dan orang-orang di sekitarnya tidak akan merasa kecewa kepada dirinya.

Tanda-Tanda People Pleaser

source: science of people
  1. Kamu tidak memedulikan kondisimu demi membantu orang lain.
    “Walaupun aku sedang tidak enak badan tapi aku akan membantu dia”
    “Tidak jadi istirahat deh, aku harus bantu dia ngerjain tugasnya”
  2. Kamu merasa bertanggung jawab dengan kebahagiaan mereka.
    “Dia kenapa tidak senang ya? aku harus melakukan sesuatu agar dia senang”
    “Aku seharusnya tidak boleh begini, nanti dia akan kecewa kepadaku”
  3. Kamu mudah ‘setuju’ dengan pendapat mereka yang tidak sejalan denganmu.
    “Emm, boleh aku setuju dengan pendapat kamu”
    “Aku ikut aja, setuju kok”
  4. Kamu mudah meminta maaf
    “Aku minta maaf ya..”
    “Aku minta maaf ya..”
    Padahal terkadang, kamu tidak perlu meminta maaf untuk menjadi dirimu sendiri.
  5. Kamu selalu merasa tidak nyaman ketika seseorang marah kepadamu
    “Jangan marah..”
    “Kamu marah ya? aku minta maaf ya..”

Hentikan kebiasaan ini, tidak ada salahnya ketika kamu ingin beristirahat dan tidak membantu teman kamu. Sadari bahwa dengan mengatakan “tidak” bukan suatu masalah yang besar. Mulai dari mengatakan “tidak” pada hal-hal yang kecil, mungkin ketika temanmu meminta bantuan dan pada saat itu kondisi tubuhmu sedang tidak fit. Kamu bisa mengatakan “tidak” dan menjelaskan alasanmu kepadanya. Tentu mereka pun akan memahaminya.

Mungkin sulit untuk melawan perasaan “enggak enak” di dalam diri kamu, tapi tidak ada salahnya mencoba. Jangan biarkan diri kamu tersiksa karena selalu mengikuti perkataan orang lain. Mulai sekarang kamu bisa set boundaries, utamakan dirimu sendiri. Karena pada akhirnya walaupun hidup saling tolong menolong namun yang paling utama dimulai dari diri kita sendiri yang mampu membantu kita berdiri. Jadi, sayangilah dirimu, you don’t have to be sorry for being you.

Author: Namratul Ulya

REFERENSI:

--

--

Puan Bisa
Puan Bisa

Written by Puan Bisa

Komunitas perempuan muda yang mendukung pengembangan karir, self-improvement, dan mental health. #MariBerkembangBersama

No responses yet