“Kenapa aku enggak sesukses dia?”
“Kenapa hidup aku enggak sebahagia dia?”
Apakah pertanyaan di atas kerap muncul di pikiran Puan? Pertanyaan di atas muncul ketika kita melihat orang lain lebih sukses dibandingkan kita, orang lain lebih hebat dibandingkan kita, sehingga membuat kita merasa minder. Pertanyaan seperti itu sebenarnya wajar. Namun, akan menjadi masalah jika kita terus-terusan membandingkan diri kita dengan orang lain.
Self-acceptance (penerimaan diri) membutuhkan proses tentang bagaimana kita mencintai diri kita sendiri dengan menerima segala kelebihan dan kekurangan, tidak menyalahkan diri sendiri maupun orang lain dan berusaha untuk memperlakukan diri sendiri dengan baik. Seseorang yang belum menerima dirinya akan merasa cemas dan tidak pernah puas dengan apa yang dia miliki. Berbeda ketika seseorang sudah menerima dirinya sendiri, dia akan menganggap dirinya itu berarti dan akan terhindar dari rasa cemas.
Mengutip perkataan Herlock bahwa “Bila individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul kepribadian yang timpang, semakin individu menyukai dirinya maka ia akan mampu menerima dirinya dan ia akan semakin diterima oleh orang lain yang mengatakan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu menerima karakter-karakter alamiah dan tidak mengkritik sesuatu yang tidak bisa diubah lagi.”
Bagaimana langkah awal agar kita bisa menerima diri sendiri? Mulailah dengan bersyukur, dengan begitu akan membuat kita menerima diri secara penuh. Self-acceptance dapat dilakukan dengan menghargai diri sendiri, mau menerima kekurangan dan kelebihan tanpa memaksakan diri untuk menjadi orang lain yang bukan jati dirinya.
Ingatlah Puan, bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Tak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Yuk, mulai menerima diri sendiri agar lebih damai dengan diri sendiri.
Author:
Mutiara Deviena Dwi Putri
Editor:
Namratul Ulya (Tim Puan Bisa)