Sadarkah Puan, tak jarang orang ingin tinggal jauh dari keluarga dengan alasan demi menjaga mental health loh, padahal seharusnya keluarga menjadi tempat ternyaman kita untuk pulang. Fenomena ini sering terjadi tidak lain tidak bukan karena keluarga adalah salah satu yang berpengaruh besar dalam kesehatan mental kita. Hubungan keluarga yang nggak sehat dapat menyebabkan gangguan mental pada anggota keluarganya.
Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dimana orang tinggal, berinteraksi satu sama lain, serta menjadi tempat dibentuknya pola pikir dan kebiasaan. Hal ini membuat kita sadar bahwa gak semua orang beruntung bisa dikelilingi dengan lingkungan keluarga yang hangat dan suportif. Maka dari itu, beberapa orang merasa kondisi kesehatan mental mereka menjadi korban karena tinggal bersama keluarga di rumah.
Yuk simak kondisi-kondisi keluarga yang berperan menjadi pemicu terjadinya gangguan psikologis atau gangguan mental
- Perceraian dan perpisahan
Tahukah Puan, banyak studi kasus yang dilakukan membuktikan bahwa hal tersebut dapat berakibat buruk bagi perkembangan anak. Hal ini karena perceraian dan perpisahan antara anak dengan orang tua menjadi faktor yang sangat berpengaruh bagi pembentukan perilaku dan kepribadian anak.
2. Keluarga yang tidak fungsional
Keluarga yang saling mencintai, menghargai, saling membantu dan terbuka, serta menjalankan perannya dengan baik dapat mendukung kesehatan mental anggotanya. Namun, sebaliknya apabila keluarga tidak menjalankan perannya dengan baik, maka bisa menjadi pemicu gangguan mental.
3. Perlakuan dan pengasuhan
Perlakuan orang tua terhadap anak dapat menyebabkan gangguan mental, seperti dibiarkan (neglect), diperlakukan secara kasar (violence) atau dimanfaatkan secara salah (abuse)
Ketika kondisi-kondisi tersebut seperti kekerasan, konflik, serta penelantaran yang terjadi secara terus-menerus dalam keluarga anak mungkin akan:
- Mengkritik diri sendiri secara berlebihan
- Berisiko mengalami depresi
- Mengisolasi diri
- Sulit mengekspresikan perasaanya
- Tidak bisa mengapresiasi potensi atau bakat yang ada di dirinya
- Kurang bisa menghadapi stress dan cemas
- Tidak bisa mengambil keputusan dengan bertanggung jawab
- Tidak bisa mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa bantuan orang lain
- Kurang bisa menerima dengan baik dirinya sendiri
Hal-hal tersebut tidak diharapkan oleh siapapun, tetapi apabila tidak terselesaikan bisa berdampak hingga dewasa. Anak akan menanggung beban emosional yang dapat mengganggu tujuan jangka panjang, kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup, dan tentunya hubungan yang tidak sehat. Pastinya, kita tidak ingin hal ini terjadi karena setiap anak berhak mendapatkan kehangatan dan dicintai oleh keluarga.
Puan sendiri bagaimana? Apakah kamu merasa hubunganmu dengan keluarga mempengaruhi kesehatan mental kamu?
Referensi :
Author : Hasna Amada Ramania